Oleh : Wahyu Wijaya

Semua berawal dari aplikasi kencan yang digunakan banyak orang yang berorientasi homoseksual, yaitu Aplikasi Walla. Di situlah saya mengenal seseorang pengguna aktif. sebut saja dia adalah Ucok.  

Salam sapa dan menanyakan lokasi, merupakan hal yang pertama dilakukan dalam menjangkau secara virtual outreach dengan menggunakan aplikasi kencan. Terutama kepada Ucok yang berjarak kurang lebih 2 km dari lokasi saya. Tentu jarak yang tidak jauh dan mudah untuk dijangkau nantinya secara tatap muka. Percakapan berlanjut dengan pembahasan topik yang sekiranya satu sama lain tertarik dalam bahasan tersebut. Tentu kami membahas role kami satu sama lain dan ketertarikan yang sama – sama kami sukai. Ketika sudah beberapa saat dan dirasa nyaman, berlanjut tukaran foto atau yang sering dikenal dengan istilah “trade pic” untuk memastikan lebih akrab antara satu dengan yang lain. Setelah itu dilanjut dengan bertukar nomer Whatsapp agar lebih mudah dan tidak terbatas dalam chattingan dan tentunya akan lebih efisien. Tahapan bertukar nomor Whatsapp menjadikan satu langkah lebih dekat dalam melakukan penjangkauan virtual.

Ucok merupakan seorang mahasiswa di sebuah universitas yang cukup ternama dengan jurusan yang juga cukup bergengsi. Dia anak rantau dan saat ini tinggal di sebuah kos-kosan yang terletak di belakang kampus ternama di Surakarta.  setalah melakukan Trade Pict yang dilakukan di aplikasi kencan tadi, terlihat ucok merupakan seseorang dengan kategori berparas tampan berwarna kulit sawo matang, terlihat bersih, rapi, dan modis. Usut punya usut, setelah asyik mengobrol lama lama dia terbuka. Dia memiliki orientasi seksual dengan role Vers, sering main bersama orang yang belum dikenal. Bahkan tak jarang dia suka melakukan anal sex berisiko tanpa menggunakan pengaman.

Pada saat perkenalan secara virtual, saya juga mengenalkan diri saya sebagai mahasiswa yang juga bergabung sebagai petugas lapangan yang mana bertujuan membantu teman-teman populasi kunci hidden untuk melakukan VCT (Voluntenary Counseling and Test) di layanan kesehatan. Ucok yang belum pernah sama sekali melakukan test VCT pun tertarik untuk mencoba melakukan test VCT meskipun dia sedikit takut. Sebagai pendamping sebaya, saya mengajak secara halus dan mengingatkan untuk pentingya test secara rutin, sehingga kembali kepada tumbuhnya kesadaran Ucok dalam berkeinginan untuk melakukan test. Akhirnya Ucok mau test di keesokan harinya.

Sebelum menuju fasyankes kami janjian terlebih dahulu di suatu tempat, yaitu di salah satu taman di wilayah timur Surakarta, sekalian mencari makan untuk sarapan bersama. Kami tetap menjalin komunikasi sehingga obrolan kami ‘hidup’ menjadikan ucok tidak merasa dianggurkan dan merasa akrab. Setelah selesai makan, dilanjut menuju fasyankes yaitu Puskesmas Purwosari. Sesampai di Puskesmas Purwosari kita melakuan pendaftaran sesuai prosedur yang ada di puskesmas tersebut, berlanjut pre test, pengambilan darah, hingga di penghujung serangkaian proses VCT yaitu Post Test atau pembacaan hasil.

Saya sebagai pendamping saat pembacaan hasil menunggu di luar dan merasa curiga ketika konselingnya lumayan lama, yaitu sekitar 30 menit. Setelah selesai pembacaan hasil, terlihat jelas wajah Ucok sangatlah letih, lemas, lesu, dan lunglai. dan setelah saya dekati dia mau open dan memberitahukan kepada saya bahwa hasilnya Positif. Setelah itu dia pasrah karena memang dia merasa berisiko dan juga menjadi hal tersebut buah dari karmanya yang sering melakukan perilaku bersiko tanpa menggunakan pengaman. Dia mengikuti arahan dari konselor yang ada di Puskesmas Purwosari. Setelah itu dia melakukan uji SGOT dan SGPT. Pada saat menunggu hasil, saya menawarkan Pendamping Sebaya (PEKA) yang lebih ahli dalam perihal terapi pengobatan ARV.

Sembari menunggu hasil SGOT / SGPT, Koordinator Lapangan saya datang dan kemudian saya kenalkan, karena memang Ucok mau untuk dikenalkan dengan koordinator saya dan juga pendamping sebaya. Setelah itu, pendamping sebaya juga datang dan memberikan motivasi semangat. Hingga pada saat hasilnya keluar ternyata hasilnya bagus dan langsung mendapatkan Obat ARV.

Pada saat pulang, saya selalu berpesan jika ada apa apa, bisa hubungi saya dan saya akan membantu sebisa mungkin. Dia pun menerima dan sudah mampu mengendalikan emosinya.

Hikmah

Dari cerita temuan HIV, ada beberapa hikmah yang dapat diambil, yaitu untuk selalu melakukan cek rutin terutama bagi teman teman yang berperilaku seksual berisiko. Karena semakin cepat untuk test semakin bagus dan mudah dalam penanganannya. Bahkan tidak akan sampai menuju fase yang lebih parah.